Cara Makan
Berdasarkan cara makannya, ikan dapat dibedakan dalam 5 golongan yaitu penggerogot (grazer), pemangsa (predator), penyaring (strainer), penghisap, dan parasit.
1. Ikan penggerogot (grazer)
Ikan penggerogot adalah ikan yang mengambil makanan dengan cara memunguti sedikit demi sedikit secara berkelompok maupun satu per satu. Contoh ikan penggerogot yang mengambil makanan secara berkelompok adalah nilem yang terlihat saat menggerogoti periphyton (jasad-jasad penempel) pada daun-daun tanaman air. Contoh lain pada mujair yang dapat dilihat saat menggerogoti lumut-lumutan yang tumbuh di batang-batang tanan air. Contoh ikan penggerogot yang mengambil makanan secara satu per satu adalah ikan sepat siam. Ikan ini biasanya memunguti jasad-jasad penempel di sela-sela dedaunan tanaman air.
2. Ikan pemangsa (predator)
Ikan-ikan buas pada umumnya dapat digolongkan sebagai pemangsa atau predator. Mangsa dari ikan predator adalah hewan-hewan makroskopik yang ukuranya hampir sama dengan lubang mulutnya. Sebagai alat pemakannya, di dalam mulut ikan buas terdapat gigi-gigi yang tajam dan kuat. Gigi-gigi tersebut berfungsi untuk menahan dan memegang mangsa, bukan untuk mengunyah makanan.
Beberapa contoh ikan predator antara lain alu-alu (Sphyraena jello), layur (Trichiurus savala), cakalang (Katsuwonus pelamis), dan tuna Mandidihang (Thunnus albacores).
Beberapa contoh ikan predator antara lain alu-alu (Sphyraena jello), layur (Trichiurus savala), cakalang (Katsuwonus pelamis), dan tuna Mandidihang (Thunnus albacores).
3. Ikan penyaring (strainer)
Ikan penyaring adalah ikan-ikan yang mengambil makanannya dengan cara menyeser dengan mulutnya yang terbuka sambil tetap bergerak maju. Ikan pemakan plankton termasuk sebagai ikan penyaring. Dengan membuka mulutnya sambil berenang, plankton akan tersaring masuk ke dalam rongga mulut. Ketika mulutnya dikatupkan, air akan keluar lewat celah insang, sedangkan plankton akan tertahan oleh tulang tapis insang yang termodifikasi untuk ditelan masuk kerongkongan. Contoh ikan penyaring adalah kacangan (Hemiramphusfar) dan ikan kembung jantan (Restralliger kannagurta).
4. Ikan pengisap
Ikan pengisap adalah ikan-ikan yang cara mengambil makanannya dengan jalan mengisap lumpur atau pasir di dasar perairan. Makanannya terdiri dari organisme penghuni dasar (bentos), detritus yang mengendap, bakteri, dan cendawan. Beberapa spesies jenis ini ada yang iftptf memisahkan antara bahan makanan dan bukan makanannya. Spesies yang dapat memisahkan bahan makanannya akan membuang bahan yang bukan makanan dan akan memakan bahan yang merupakan makanannya. Sebagian spesies penghisap tidak dapat memisahkan antara bahan makanan dan bukan makanan. Dalam keadaan ini, semua bahan yang terisap akan ditelan seluruhnya. Contoh ikan pengisap antara lain adalah mas tombro.
5. Ikan parasit
Ikan parasit adalah ikan-ikan yang mendapatkan makanannya dengan jalan mengisap sari makanan dari dalam tubuh ikan atau hewan lain dalam keadaan segar sewaktu ikan korbannya masih hidup. Hewan-hewan korban parasitisme ini disebut hewan inang (hospes). Ikan parasit hinggap pada tubuh hewan inangnya saat mengisap sari makanan.
Contoh ikan parasit adalah ikan laut dalam yang disebut ikan pemancing (Ceratias sp.). Ikan jantan dari jenis ini ukurannya jauh lebih kecil dari pada ikan betina. Selama hidupnya, ikan jantan menempelkan dirinya pada yang betina sambil mengisap sari makanan.
Hubungan Sifat Morfologi dan Kebiasaan Makanan
Kebiasaan makan dari jenis-jenis ikan dapat dilihat dari bentuk atau morfologi beberapa alat tubuh yang digunakan dalam proses pencernaan. seperti mulut, bibir, gigi, dan alat-alat pencernaan lainnya. Tulang tapis insang dapat digunakan untuk menentukan cara makan ikan yang bersangkutan.
Tulang tapis insang pada ikan pemakan segala, ikan penggerogot, dan ikan pemakan tumbuh-tumbuhan pada umumnya tumbuh medium. Artinya, tidak pendek dan juga tidak panjang, agak lentur, serta agak jarang. Hal ini dapat dilihat pada ikan tawes dan ikan mujair.
Tulang tapis insang ikan pemakan daging dan ikan pemangsa mengalami modifikasi menjadi jarang-jarang, pendek, tajam, serta keras. Oleh karena itu, dinamakan gigi-gigi insang. Alat ini berguna untuk menahan mangsa yang sedang ditelan supaya tidak lolos sewaktu melewati kerongkongan. Hal ini dapat dilihat pada kerapu, kakap putih, dan kerong-kerong (Therapon theraps). Ikan pemakan plankton yang mengambil makannya dengan cara menyaring, tulang tapis insangnya termodifikasi menjadi alat penyaring yang kedap, lentur, dan panjang-panjang. Pada waktu mulut dikatupkan, air keluar melalui celah insang yang telah berfungsi sebagai saringan. Hal ini dapat dilihat pada tambakan, layang (Decapterus russeli), dan lemuru (Sardinella longiceps).
Kebiasaan makan ikan juga dapat ditentukan berdasarkan letak mulut, keadaan bibir, gigi-gigi, dan sungut. Ikan yang mulutnya mengarah ke atas terletak di sebelah dorsal dari ujung moncong biasa menangkap yang berada di atas posisi tubuhnya, misalnya betutu.
Ikan dengan mulut apikal yang mengarah ke depan di ujung moncong, menunjukkan bahwa ikan yang bersangkutan suka menangkap makanan yang berada di depan tubuhnya. Dari kelompok ini dapat dibedakan adanya pengambilan makanan di permukaan, misalnya gurami, mola (Hypophthalmichthys molitrix), dan nila. Di samping itu, ada ikan pemakan makanan yang melayang, misalnya tawes dan pemakan makanan di dasar, seperti mas tombro serta lele.
Ikan yang mulutnya mengarah ventral dari ujung moncong suka menangkap makanan yang terletak di sebelah bawah posisi tubuhnya, contohnya botia (Botia macracantha).
Ikan yang mulutnya dapat disembulkan adalah ikan pengisap, misalnya mas tombro. Ikan yang bibirnya lunak dan berbintil adalah ikan pemakan jasad-jasad penempel, contohnya nilem. Ikan yang bibirnya membentuk lapisan kuat seperti paruh burung betet merupakan ikan pemakan pucuk-pucuk bunga karang, contohnya terdapat pada ikan kakak tua (Scarus pulchelus). Ikan yang mulutnya meruncing merupakan ikan yang suka mengambil makanan yang terdapat di sela-sela bunga karang, contohnya kepe-kepe (Chaetodon lineolatus). Ikan yang gigi-giginya kuat, pendek, dan permukaannya rata merupakan ikan pemakan siput, kerang-kerangan, atau udang- udangan yang berkulit keras. Contohnya terdapat pada pari.
Jenis – Jenis Makanan Ikan
Kebiasaan makan (feeding habits) suatu jenis ikan mencakup dua hal, yaitu jenis-jenis makanan dan cara makan dari ikan terkait. Pemahaman mengenai feeding habits memiliki arti penting untuk memberikan jenis makanan yang cocok dan disukai ikan sehingga makanan tersebut dapat termakan.
Pengetahuan mengenai jenis-jenis makanan ikan sangat penting karena dengan pengetahuan ini dapat dibuat makanan yang sesuai dengan sifat-sifat alami ikan yang bersangkutan. Secara alami, makanan ikan dapat dibedakan menjadi 5 macam golongan, yaitu makanan nabati, makanan hewani, makanan campuran nabati dan hewani, plankton, serta detritus.
1. Makanan nabati
Makanan nabati adalah makanan yang berupa bahan tumbuh-tumbuhan berukuran besar (makroskopik) yang mudah dilihat secara kasat mata. Ikan yang makanannya berupa bahan-bahan nabati ini disebut ikan herbivora atau ikan vegetaris.
Beberapa contoh makanan nabati antara lain adalah ganggang benang atau alga filamen, seperti Chaetomorpha, Enteromorpha, Cladophora, dan Spirogyra. Beberapa sayuran, seperti kangkung air (Ipomoea aquatica), eceng gondok (Eichhornia erassipes), daun talas (Colacasia esculenta), dan daun pepaya (Carica papaya) dapat dijadikan makanan nabati untuk ikan.
Beberapa contoh jenis-jenis ikan herbivora atau vegetaris antara lain tawes (Puntius javanicus), nilem (Osteochilus haselti), jelawat (Leptobarbus houeveni), sepat siam (Trichogaster pectoralis), bandeng (Chanos chanos), gurami besar (Osphronemus gouramy), dan baronang (Siganus javus).
Ikan-ikan herbivora pada umumnya mudah menerima makanan tambahan maupun pakan buatan. Beberapa makanan tambahan yang diberikan, misalnya dedak halus, bungkil kelapa, bungkil kacang, isi perut hewan ternak, dan sisa-sisa sayuran. Pemberian makanan buatan sebaiknya dicampur bahan hijauan, seperti tepung daun turi, tepung daun lamtoro, tepung daun singkong, dan tepung fitoplankton yang terbuat dari Chlorella sp., Spirulina sp., dan Tetraselmis sp.
2. Makanan hewani
Makanan hewani adalah makanan yang berasal dari bagian-bagian hewan makroskopik atau makanan yang berdaging. Ikan- ikan yang makan bahan hewani dinamakan ikan karnivora atau ikan pemakan daging. Kelompok ikan tersebut sering juga dinamakan ikan buas. Daging yang diberikan dapat berupa bangkai maupun hewan hidup yang berukuran kecil.
Hewan – hewan yang sering menjadi mangsa ikan karnivora antara lain jenis – jenis ikan kecil, seperti ikan seribu (Lebistes reticulatus), kepala timah, sisik mulik atau ralan curing (Panchax panchax), teri (Stolephorus commersonii), anakan ikan, siput-siput kecil, larva serangga, dan cacing tubifek (cacing sutra atau cacing rambut).
Beberapa contoh ikan karnivora antara lain gabus (Ophiocephalus striatus), betutu (Oxyeleotris marmorata), sidat (Anguilla spp), oskar (Astronotus ocellatus), belut sawah (Monopterus albus), arwana (Schleropages formosus), kakap putih (Lares calcalifer), kerapu (Ephinephelus sp.), kakap merah (Lutjanus argentimaculatus), dan cucut macan (Galeocerdo rayneri).
Ikan-ikan karnivora umumnya agak sulit menerima makanan tambahan, terutama pakan buatan. Jenis ikan ini biasanya menyukai makanan yang tanpa cincangan atau gilingan daging ikan atau hewan-hewan lainnya yang masih segar. Apabila diberi makanan buatan, ikan jenis ini membutuhkan latihan yang lama dan biasanya diberikan dalam keadaan basah. Komposisinya harus banyak mengandung bahan hewani dan aromanya cukup merangsang (aroma daging).
Makanan Campuran (Nabati dan Hewan)
Makanan campuran adalah makanan yang terdiri dari bahan nabati dan hewani. Jenis bahan makanan ini dapat dimakan selagi masih hidup, seperti ganggang algae, lumut, larva serangga, dan cacing, maupun dimakan dalam bentuk benda mati, seperti kotoran hewan, kotoran manusia, limbah industri pertanian, serta bangkai.
Ikan yang suka menyantap makanan campuran disebut ikan omnivora (ikan pemakan segala atau pemakan campuran). Beberapa contoh ikan omnivora, antara lain ikan mas tombro (Cyprinus caprio), maskoki {Carassius auratus), mujair (Tillapia mossambica), dan lele {Clarias batrachus).
Ikan omnivora lebih mudah menerima pakan tambahan maupun pakan buatan sewaktu masih burayak, benih, atau setelah dewasa. Misalnya lele Selain memangsa makanan hewani, lele juga melahap makanan nabati, dan tidak akan menolak jika diberi makanan pelet.
Jenis – Jenis Makanan Ikan
Plankton
Plankton adalah organisme yang hidup melayang-layang di dalam air. gerakannya pasif, dan hanya mengikuti arah arus karena tidak mampu untuk melawan gerakan air. Secara biologis plankton terdiri dari dua macam golongan yaitu plankton nabati atau plankton tumbuh-tumbuhan (fitoplankton) dan plankton hewani atau plankton binatang (zooplankton). Ikan yang makanannya utamanya plankton disebut pemakan plankton atau plankton feeder.
Beberapa contoh jenis plankton nabati antara lain Chlorella, Tetraselmis, Skeletonema, Isochrysis, Dunaliella,dan Spirulina. Contoh plankton hewani antara lain adalah Brachionus, Daphnia, Moina, Cyclops, Calanus, Trigiopus, dan Artemia.
Contoh ikan pemakan plankton antara lain tambakan (Helostoma temminckii) dan ikan layang {Decapterus russeli). Ikan pemakan plankton, burayak maupun yang dewasa dapat menerima makanan urn pakan buatan. Akan tetapi, bentuk makanan itu harus gan bentuk makanan aslinya, yaitu berupa tepung, butiran-mpun serpihan-serpihan halus (flake). Untuk burayak, pakan biasanya diberikan dalam bentuk suspensi (butiran-butiran jtkan dalam air).
Detritus
Detritus adalah kumpulan bahan organik yang telah hancur dan terdapat Jika di darat, hancuran bahan organik berasal dari tumbuh – tumbuhan maupun dari hewan, seperti alga, bakteri, cendawan, protozoa, kotoran hewan, kotoran manusia, limbah industri, dan limbah pertanian. Ikan yang suka makan detritus disebut pemakan detritus (detritus feeder). Contoh ikan pemakan detritus antara lain belanak {Mugil cephalus). Belanak suka mengambil hancuran lumut sutra (Chaetomorpha) dan lumut perut ayam (Enteromorpha) yang terdapat di dasar perairan.
Ikan pemakan detritus dapat menerima makanan tambahan dan pakan buatan dalam bentuk hancuran sehingga mempunyai sifat-sifat fisik yang mirip dengan detritus. Hal tersebut dikarenakan ikan-ikan pemakan detritus suka mengambil makanan yang mengendap di dasar perairan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar