Cantrang merupakan alat tangkap
yang digunakan untuk menangkap ikan demersal yang dilengkapi dua tali penarik
yang cukup panjang yang dikaitkan pada ujung sayap jaring. Bagian utama dari
alat tangkap ini terdiri dari kantong, badan, sayap atau kaki, mulut jaring,
tali penarik (warp), pelampung dam pemberat.
Danish seine merupakan salah satu
jenis alat tangkap dengan metode penangkapannya tanpa menggunakan otterboards, jaring
dapat ditarik menyusuri dasar laut dengan menggunakan satu kapal. Pada saat
penarikan kapal dapat ditambat (Anchor Seining) atau tanpa ditambat (Fly
Dragging). Pada anchor seining,
para awak kapal akan merasa lebih
nyaman pada waktu bekerja di dek dibandingkan Fly dragging. Kelebihan fly
dragging adalah alat ini akan memerlukan sedikit waktu untuk pindah ke fishing
ground lain dibandingkan Anchor seining (Dickson, 1959).
Setelah perang dunia pertama,
anchor seining dipakai nelayan Inggris yang sebelumnya menggunakan alat tangkap
Trawl. Dari tahun 1930 para nelayan Skotlandia dengan kapal yang berkekuatan
lebih besar dan lebih berpengalaman menyingkat waktu dan masalah pada anchor
seining pada setiap penarikan alat dengan mengembangkan modifikasi operasi
dengan istilah Fly Dragging atau Scotish Seining. Pada Fly Dragging kapal tetap
berjalan selagi penarikan jaring dilakukan.
Dilihat dari bentuknya alat
tangkap cantrang menterupai payang tetapi ukurannya lebih kecil. Dilihat dari
fungsi dan hasil tangkapannya cantrang menyerupai trawl, yaitu untuk menangkap
sumberdaya perikanan demersal terutama ikan dan udang.
Dibanding trawl, cantrang
mempunyai bentuk yang lebih sederhana dan pada waktu penankapannya hanya
menggunakan perahu motor ukuran kecil. Ditinjau dari keaktifan alat yang hampir
sama dengan trawl maka cantrang adalah alat tangkap yang lebih memungkinkan
untuk menggantikan trawl sebagai sarana untuk memanfaatkan sumberdaya perikanan
demersal. Di Indonesia cantrang banyak digunakan oleh nelayan pantai utara Jawa
Timur dan Jawa Tengah terutama bagian utara (Subani dan Barus, 1989)
Prospektif Alat Tangkap Cantrang
Setelah dikeluarkannya KEPRES
tentang pelarangan penggunaan alat tangkap Trawl di Indonesia tahun 1980, maka
cantrang banyak dipilih nelayan untuk menangkap ikan demersal, karena dilihat
dari fungsi dan hasil tangkapannya cantrang ini hampir memiliki kesamaan dengan
jaring trawl.
B. KONSTRUKSI ALAT TANGKAP CANTRANG
Konstruksi
Umum
Dari segi bentuk (konstruksi)
cantrang ini terdiri dari bagian-bagian :
Kantong
(Cod End)
Kantong merupakan bagaian dari
jarring yang merupakan tempat terkumpulnya hasil tangkapan. Pada ujung kantong
diikat dengan tali untuk menjaga agar hasil tangkapan tidak mudah lolos
(terlepas).
Badan
(Body)
Merupakan bagian terbesar dari
jaring, terletak antara sayap dan kantong. Bagian ini berfungsi untuk
menghubungkan bagian sayap dan kantong untuk menampung jenis ikan-ikan dasar
dan udang sebelum masuk ke dalam kantong. Badan tediri atas bagian-bagian kecil
yang ukuran mata jaringnya berbeda-beda.
Sayap
(Wing).
Sayap atau kaki adalah bagian
jaring yang merupakan sambungan atau perpanjangan badan sampai tali salambar.
Fungsi sayap adalah untuk menghadang dan mengarahkan ikan supaya masuk ke dalam
kantong.
Mulut (Mouth)
Alat cantrang memiliki bibir atas
dan bibir bawah yang berkedudukan sama. Pada mulut jaring terdapat:
Pelampung (float): tujuan umum
penggunan pelampung adalah untuk memberikan daya apung pada alat tangkap
cantrang yang dipasang pada bagian tali ris atas (bibir atas jaring) sehingga
mulut jaring dapat terbuka.
Pemberat (Sinker): dipasang pada
tali ris bagian bawah dengan tujuan agar bagian-bagian yang dipasangi pemberat
ini cepat tenggelam dan tetap berada pada posisinya (dasar perairan) walaupun mendapat
pengaruh dari arus.
Tali Ris Atas (Head Rope) :
berfungsi sebagai tempat mengikatkan bagian sayap jaring, badan jaring (bagian
bibir atas) dan pelampung.
Tali Ris Bawah (Ground Rope) :
berfungsi sebagai tempat mengikatkan bagian sayap jaring, bagian badan jaring
(bagian bibir bawah) jaring dan pemberat.
Tali Penarik (Warp) :Berfungsi untuk menarik jarring selama di operasikan.
Tali Penarik (Warp) :Berfungsi untuk menarik jarring selama di operasikan.
Karakteristik
Menurut George et al, (1953) dalam Subani dan Barus (1989). Dilihat dari bentuknya alat tangkap cantrang menyerupai payang tetapi ukurannya lebih kecil. Dilihat dari fungsi dan hasil tangkapan cantrang menyerupai trawl yaitu untuk menangkap sumberdaya perikanan demersal terutama ikan dan udang, tetapi bentuknya lebih sederhana dan pada waktu penangkapannya hanya menggunakan perahu layar atau kapal motor kecil sampai sedang. Kemudian bagian bibir atas dan bibir bawah pada Cantrang berukuran sama panjang atau kurang lebih demikian. Panjang jarring mulai dari ujung belakang kantong sampai pada ujung kaki sekitar 8-12 m.
Menurut George et al, (1953) dalam Subani dan Barus (1989). Dilihat dari bentuknya alat tangkap cantrang menyerupai payang tetapi ukurannya lebih kecil. Dilihat dari fungsi dan hasil tangkapan cantrang menyerupai trawl yaitu untuk menangkap sumberdaya perikanan demersal terutama ikan dan udang, tetapi bentuknya lebih sederhana dan pada waktu penangkapannya hanya menggunakan perahu layar atau kapal motor kecil sampai sedang. Kemudian bagian bibir atas dan bibir bawah pada Cantrang berukuran sama panjang atau kurang lebih demikian. Panjang jarring mulai dari ujung belakang kantong sampai pada ujung kaki sekitar 8-12 m.
Bahan
Dan Spesifikasinya
a. Kantong : Bahan terbuat dari
polyethylene. Ukuran mata jaring pada bagian kantong 1 inchi.
b. badan : Terbuat dari polyethylene dan
ukuran mata jaring minimum 1,5 inchi.
c. Sayap : Sayap terbuat dari polyethylene
dengan ukuran mata jaring sebesar 5 inchi.
d. Pemberat : Bahan pemberat terbuat dari
timah atau bahan lain.
e. Tali ris atas : Terbuat dari tali
dengan bahan polyethylene.
f. Tali ris bawah : Terbuat dari tali
dengan bahan polyethylene.
g. Tali penarik : Terbuat dari tali
dengan bahan polyethylene dengan diameter 1 inchi.
HASIL TANGKAPAN
Hasil tangkapan dengan jaring
Cantrang pada dasarnya yang tertangkap adalah jenis ikan dasar (demersal) dan
udand seperti ikan petek, biji nangka, gulamah, kerapu, sebelah, pari, cucut,
gurita, bloso dan macam-macam udang (Subani dan Barus, 1989).
DAERAH
PENANGKAPAN
langkah awal dalam pengperasian
alat tangkap ini adalah mencari daerah penangkapan (Fishing Ground). Menurut
Damanhuri (1980), suatau perairan dikatakan sebagai daerah penangkapan ikan
yang baik apabila memenuhi persyaratan dibawah ini:
Di daerah tersebut terdapat ikan
yang melimpah sepanjang tahun.
Alat tangkap dapat dioperasikan
denagn mudah dan sempurna.
Lokasi tidak jauh dari pelabuhan
sehingga mudah dijangkau oleh perahu.
Keadaan daerahnya aman, tidak
biasa dilalui angin kencang dan bukan daerah badai yang membahayakan.
Penentuan daerah penangkapan
dengan alat tangkap Cantrang hampir sama dengan Bottom Trawl. Menurut Ayodhyoa
(1975), syarat-syarat Fishing Ground bagi bottom trawl antara lain adalah
sebagai berikut:
Karena jaring ditarik pada dasar
laut, maka perlu jika dasar laut tersebut terdiri dari pasir ataupun Lumpur,
tidak berbatu karang, tidak terdapat benda-benda yang mungkin akan menyangkut
ketika jaring ditarik, misalnya kapal yang tengelam, bekas-bekas tiang dan
sebagainya.
Dasar perairan mendatar, tidak
terdapat perbedaan depth yang sangat menyolok.
Perairan mempunyai daya produktivitas yang besar serta resources yang melimpah.
Perairan mempunyai daya produktivitas yang besar serta resources yang melimpah.
ALAT
BANTU PENANGKAPAN
Alat bantu penangkapan cantrang
adalah GARDEN. (Mohammad et al. 1997) dengan alat bantu garden untuk menarik
warp memungkinkan penarikan jaring lebih cepat. Penggunaan garden tersebut
dimaksudkan agar pekerjaan anak buah kapal (ABK) lebih ringan, disamping lebih
banyak ikan yang terjaring sebagai hasil tangkapan dapat lebih ditingkatkan.
Gardanisasi alat tangkap cantrang
telah membuka peluang baru bagi perkembangan penangkapan ikan, yaitu dengan
pemakaian mesin kapal dan ukuran jaring yang lebih besar untuk di operasikan di
perairan yang lebih luas dan lebih dalam.
TEKNIK
OPERASI (SETTING dan HOULING)
Persiapan
Operasi penangkapan dilakukan pagi hari setelah keadaan terang. Setelah ditentukan fishing ground nelayan mulai mempersiapkan operasi penangkapan dengan meneliti bagian-bagian alat tangkap, mengikat tali selambar dengan sayap jaring.
Operasi penangkapan dilakukan pagi hari setelah keadaan terang. Setelah ditentukan fishing ground nelayan mulai mempersiapkan operasi penangkapan dengan meneliti bagian-bagian alat tangkap, mengikat tali selambar dengan sayap jaring.
Setting
Sebelum dilakukan penebaran jaring terlebih dahulu diperhatikan terlebih dahulu arah mata angin dan arus. Kedua faktor ini perlu diperhatikan karena arah angin akan mempengaruhi pergerakan kapal, sedang arus akan mempengaruhi pergerakan ikan dan alat tangkap. Ikan biasanya akan bergerak melawan arah arus sehingga mulut jaring harus menentang pergerakan dari ikan.
Sebelum dilakukan penebaran jaring terlebih dahulu diperhatikan terlebih dahulu arah mata angin dan arus. Kedua faktor ini perlu diperhatikan karena arah angin akan mempengaruhi pergerakan kapal, sedang arus akan mempengaruhi pergerakan ikan dan alat tangkap. Ikan biasanya akan bergerak melawan arah arus sehingga mulut jaring harus menentang pergerakan dari ikan.
Untuk mendapatkan luas area
sebesar mungkin maka dalam melakukan penebaran jaring dengan membentuk
lingkaran dan jaring ditebar dari lambung kapal, dimulai dengan penurunan
pelampung tanda yang berfungsi untuk memudahkan pengambilan tali selambar pada
saat akan dilakukan hauling. Setelah pelampung tanda diturunkan kemudian tali
salambar kanan diturunkan → sayap sebelah kanan → badan sebelah kanan → kantong
→ badan sebelah kiri → sayap sebelah kiri → salah satu ujung tali salambar kiri
yang tidak terikat dengan sayap dililitkan pada gardan sebelah kiri. Pada saat
melakukan setting kapal bergerak melingkar menuju pelampung tanda.
Hauling
Setelah proses setting selesai, terlebih dahulu jarring dibiarkan selam ± 10 menit untuk memberi kesempatan tali salambar mencapai dasar perairan. Kapal pada saat hauling tetap berjalan dengan kecepatan lambat. Hal ini dilakukan agar pada saat penarikan jaring, kapal tidak bergerak mundur karena berat jaring. Penarikan alat tangkap dibantu dengan alat gardan sehingga akan lebih menghemat tenaga, selain itu keseimbangan antara badan kapal sebelah kanan dan kiri kapal lebih terjamin karena kecepatan penarikan tali salambar sama dan pada waktu yang bersamaan. Dengan adanya penarikan ini maka kedua tali penarik dan sayap akan bergerak saling mendekat dan mengejutkan ikan serta menggiringnya masuk kedalam kantong jaring.Setelah diperkirakan tali salambar telah mencapai dasar perairan maka secepat mungkin dilakukan hauling. Pertama-tama pelampung tanda dinaikkan ke atas kapal → tali salambar sebelah kanan yang telah ditarik ujungnya dililitkan pada gardan sebelah kanan → mesin gardan mulai dinyalakan bersamaan dengan mesin pendorong utama hingga kapal bergerak berlahan-lahan → jaring mulai ditarik → tali salambar digulung dengan baik saat setelah naik keatas kapal → sayap jaring naik keatas kapal → mesin gardan dimatikan → bagian jaring sebelah kiri dipindahkan kesebelah kanan kapal → jaring ditarik keatas kapal → badan jaring → kantong yang berisi hasil tangkapan dinaikkan keatas kapal. Dengan dinaikkannya hasil tangkapan maka proses hauling selesai dilakukan dan jaring kembali ditata seperti keadaan semula, sehingga pada saat melakukan setting selanjutnya tidak mengalami kesulitan.
Setelah proses setting selesai, terlebih dahulu jarring dibiarkan selam ± 10 menit untuk memberi kesempatan tali salambar mencapai dasar perairan. Kapal pada saat hauling tetap berjalan dengan kecepatan lambat. Hal ini dilakukan agar pada saat penarikan jaring, kapal tidak bergerak mundur karena berat jaring. Penarikan alat tangkap dibantu dengan alat gardan sehingga akan lebih menghemat tenaga, selain itu keseimbangan antara badan kapal sebelah kanan dan kiri kapal lebih terjamin karena kecepatan penarikan tali salambar sama dan pada waktu yang bersamaan. Dengan adanya penarikan ini maka kedua tali penarik dan sayap akan bergerak saling mendekat dan mengejutkan ikan serta menggiringnya masuk kedalam kantong jaring.Setelah diperkirakan tali salambar telah mencapai dasar perairan maka secepat mungkin dilakukan hauling. Pertama-tama pelampung tanda dinaikkan ke atas kapal → tali salambar sebelah kanan yang telah ditarik ujungnya dililitkan pada gardan sebelah kanan → mesin gardan mulai dinyalakan bersamaan dengan mesin pendorong utama hingga kapal bergerak berlahan-lahan → jaring mulai ditarik → tali salambar digulung dengan baik saat setelah naik keatas kapal → sayap jaring naik keatas kapal → mesin gardan dimatikan → bagian jaring sebelah kiri dipindahkan kesebelah kanan kapal → jaring ditarik keatas kapal → badan jaring → kantong yang berisi hasil tangkapan dinaikkan keatas kapal. Dengan dinaikkannya hasil tangkapan maka proses hauling selesai dilakukan dan jaring kembali ditata seperti keadaan semula, sehingga pada saat melakukan setting selanjutnya tidak mengalami kesulitan.
HAL-HAL
YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENANGKAPAN
Kecepatan dalam menarik jaring
pada waktu operasi penangkapan.
Arus : Arus akan mempengaruhi
pergerakan ikan dan alat tangkap. Ikan biasanya akan bergerak melawan arah arus
sehingga mulut jaring harus menentang pergerakan dari ikan.
Arah
angin
Arah angin akan mempengaruhi
pergerakan kapal pada saat operasi penangkapan dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar